Pendapatan Bersih Astra International Turun 5 Persen
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka -- Kinerja PT Astra International Tbk pada semester I 2016 tidak secerah jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dari penurunan pendapatan bersih perseroan sebesar lima persen jadi Rp88,2 triliun dari sebelumnya Rp92,5 triliun.
"Grup Astra mengalami penurunan pendapatan bersih di sektor alat berat, dan pertambangan, serta agribisnis. Sementara, kontribusi bersih dari Toyota sales operation juga menurun setelah restrukturisasi model distribusi dua tingkat (two-tiered) berlaku efektif pada awal tahun ini," ujar Prijono Sugiarto, Direktur Utama Astra International, dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (29/7).
Penurunan pendapatan bersih itu mengakibatkan laba bersih perseron rontok 12 persen, yaitu dari sebelumnya Rp8,05 triliun menjadi Rp7,11 triliun. Dengan begitu, laba bersih per saham ikut turun menjadi Rp176 atau 12 persen dari sebelumnya Rp199.
Menurut Prijono, Astra mengalami keuntungan pada sektor otomotif dari peluncuran produk baru. Namun, hal tersebut tak mampu menopang pertumbuhan laba bersih perusahaan karena pelemahan harga komoditas yang mempengaruhi permintaan terhadap alat berat, penurunan volume bisnis kontraktor pertambangan.
"Harga komoditas mempengaruhi sektor alat berat, kontraktor pertambangan serta operasional agribisnis dan kenaikan signifikan pada pada provinsi kerugian atas pinjaman yang diberikan pada Permata Bank yang berujung terhadap menurunnya kontribusi dari sektor bisnis jasa keuangan," jelasnya.
Apabila dilihat, dari tujuh sektor bisnis yang dimiliki Astra, sektor otomotif menyumbang laba bersih tertinggi sebesar Rp3,86 triliun atau tumbuh 13 persen dibandingkan sebelumnya Rp3,42 triliun. Sementara, kontribusi terendah berasal dari sektor teknologi informasi yang turun tiga persen menjadi Rp73 miliar dari sebelumnya Rp75 miliar. Rifan Financindo Berjangka
"Grup Astra mengalami penurunan pendapatan bersih di sektor alat berat, dan pertambangan, serta agribisnis. Sementara, kontribusi bersih dari Toyota sales operation juga menurun setelah restrukturisasi model distribusi dua tingkat (two-tiered) berlaku efektif pada awal tahun ini," ujar Prijono Sugiarto, Direktur Utama Astra International, dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (29/7).
Penurunan pendapatan bersih itu mengakibatkan laba bersih perseron rontok 12 persen, yaitu dari sebelumnya Rp8,05 triliun menjadi Rp7,11 triliun. Dengan begitu, laba bersih per saham ikut turun menjadi Rp176 atau 12 persen dari sebelumnya Rp199.
Menurut Prijono, Astra mengalami keuntungan pada sektor otomotif dari peluncuran produk baru. Namun, hal tersebut tak mampu menopang pertumbuhan laba bersih perusahaan karena pelemahan harga komoditas yang mempengaruhi permintaan terhadap alat berat, penurunan volume bisnis kontraktor pertambangan.
"Harga komoditas mempengaruhi sektor alat berat, kontraktor pertambangan serta operasional agribisnis dan kenaikan signifikan pada pada provinsi kerugian atas pinjaman yang diberikan pada Permata Bank yang berujung terhadap menurunnya kontribusi dari sektor bisnis jasa keuangan," jelasnya.
Apabila dilihat, dari tujuh sektor bisnis yang dimiliki Astra, sektor otomotif menyumbang laba bersih tertinggi sebesar Rp3,86 triliun atau tumbuh 13 persen dibandingkan sebelumnya Rp3,42 triliun. Sementara, kontribusi terendah berasal dari sektor teknologi informasi yang turun tiga persen menjadi Rp73 miliar dari sebelumnya Rp75 miliar. Rifan Financindo Berjangka
Komentar
Posting Komentar