Pasar Saham Asia Dibuka Gugup Menanti Keputusan The Fed

Rifan Financindo Berjangka - Bursa Asia bergerak datar pada perdagangan awal pekan ini, Senin 19 September 2016. Sentimen di bursa saham Asia hari ini, bakal didominasi oleh keputusan bank sentral Amerika Serikat dan Jepang.

Dilansir Reuters, indeks MSCI Asia Pasifik, di luar Jepang, bergerak mengdatar. Sedangkan bursa saham Korea Selatan, Kospi,naik hanya 0,1 persen dan bursa saham Jepang hari ini tutup, karena libur nasional.

Sementara itu, bursa Australia mengalami penundaan pembukaan, karena mengalami masalah teknis. Australian Securities Exchange mengatakan kepada CNBC bahwa masalah teknis menyangkut komponen yang memungkinkan ASX untuk mengelola saham-saham individual.

Para investor menantikan pertemuan the Federal Reserve's Open Market Committee yang berlangsung pada 20-21 September nanti. Gubernur Bank Sentral AS, akan memberikan konferensi pers pada Rabu pekan ini.

Investor masih mengharapkan kenaikan suku bunga AS, sehingga mendongkrak nilai mata uang dolar AS. Ekspektasi kenaikan suku bunga didukung oleh kenaikan inflasi harga konsumer. 

Bank Sentral Jepang (BoJ) juga akan bertemu pada Rabu ini. Investor mengharapkan, Jepang melakukan pelonggaran kebijakan. Sumber Reuters mengatakan, BoJ mempertimbangkan suku bunga negatif.
Pasar saham Asia nampak gugup, seiring dengan penantian pertemuan bank sentral di Amerika Serikat dan Jepang pekan ini. Di sisi lain, harga minyak mentah melambung karena kesepakatan output pada OPEC dan laporan adanya pertempuran di sekitar pelabuhan minyak Libya.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang, .MIAPJ0000PUS, dibuka flat, sementara indeks saham Korea Selatan, .KS11, naik tipis 0,1 persen. Sementara pasar saham Jepang ditutup karena adanya liburan.

Investor mulai menghitung mundur pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal Reserve pada 20-21 September. Kenaikan inflasi nampaknya menambah keyakinan investor bahwa The Fed akan menaikkan tingkat suku bunga mereka dan mendorong dolar AS menguat.

Namun data konsumen dan aktivitas industri terbaru tercatat mengalami pelambatan karena hanya berada di kisaran 12 persen. Dengan asumsi tidak ada kebijakan lainnya, maka fokus kebijakan pada FOMC hanya kenaikan suku bunga yang diperkirakan mencapai 2019.

Selain itu, investor juga menanti pertemuan para pembuat kebijakan di Bank of Japan, dengan harapan akan adanya pelonggaran kebijakan, meskipun laporan yang bertentangan telah menciptakan banyak ketidakpastian.

Sumber mengatakan BoJ akan mempertimbangkan untuk membuat suku bunga di masa depan, dengan menggeser sasaran kebijakan jauh dari uang primer. Namun, langkah-langkah dianggap kurang dari agresif mungkin akan membuat yen menguat dan memberikan tekanan pada indeks Nikkei N225.  Rifan Financindo Berjangka

Komentar

Postingan populer dari blog ini

16 Tahun Serangan “9/11”: WTC Runtuh Bukan karena Tabrakan Pesawat?

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Contact Us