Investor Cemas soal Brexit, Wall Street Terjungkal

New York: Rifan Financindo Berjangka -- Bursa saham Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Selasa karena investor kembali cemas tentang keluarnya Inggris dari Uni Eropa dan prospek kenaikan suku bunga Federal Reserve dalam beberapa bulan mendatang.

Ini merupakan sesi kedua kerugian di Wall Street, di mana sebelumnya investor mengalami ketidakpastian dari persaingan ketat menjelang pemilihan presiden 8 November.

Reuters melansir, Rabu, 5 Oktober, indeks Dow Jones industrial average turun 0,47 persen atau 85,40 ke 18.168,45. Kemudian indeks S & P 500 kehilangan 0,5 persen atau 10.71 poin menjadi 2.150,49. Serta Nasdaq Composite turun 0,21 persen atau 11,22 poin menjadi 5.289,66.

Sekitar 7,2 miliar lembar saham berpindah tangan di bursa AS, sejalan dengan rata-rata harian selama 20 hari perdagangan terakhir sebesar 7,1 miliar lembar, demikian menurut data Thomson Reuters.

Pelemahan di Wall Street membuat mata uang pooundsterling GBP meluncur ke posisi terendah dalam lebih dari tiga dekade setelah Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May mengatakan perceraian antara Inggris dan Uni Eropa tidak akan berjalan mulus dan akan menemui banyak hambatan.

Selain itu, kecemasan tentang kenaikan suku bunga di masa depan juga kembali mengemuka setelah Presiden Federal Reserve Richmond Jeffrey Lacker mengatakan ia akan memilih mendukung peningkatan suku bunga pada pertemuan kebijakan terbaru.

Faktor pendukung pelemahan Wall Street lainnya karena Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan untuk ekonomi AS di 2016 menjadi 1,6 persen dari 2,2 persen dan menyatakan suram terhadap ekonomi global.

Trio indeks utama Wall Street kompak melemah di tengah laporan data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang sedikit menurun.

Indeks Pembelian Manajer (PMI) Manufaktur AS dari Markit yang disesuaikan secara musiman sedikit menurun menjadi 51,5 pada September dari angka Agustus di 52,0. Kondisi ini merupakan peningkatan terlemah dalam kondisi bisnis secara keseluruhan sejak Juni.

Sementara indeks pembelian manajer September tercatat 51,5 persen, meningkat 2,1 persen dari angka Agustus pada 49,4 persen, menurut Institute for Supply Management (ISM).

Reuters melansir, indeks Dow Jones industrial average turun 0,3 persen atau 54,30 poin menjadi 18.253,85, indeks S & P 500 kehilangan 0,33 persen atau 7,07 poin menjadi 2.161,2, serta Nasdaq Composite tergelincir 0,21 persen atau 11,13 poin menjadi 5.300,87.

Adapun sekitar 5,9 miliar lembar saham berpindah tangan di bursa AS, jauh di bawah rata-rata harian selama 20 hari perdagangan terakhir sebesar 7,1 miliar lembar, demikian menurut data Thomson Reuters.

Penekanan tersebut menyeret pelemahan pada sektor keuangan, konsumen, dan utilitas sehingga menarik indeks S & P 500 ke level yang lebih rendah. Selain itu, investor saham AS sedang gugup terhadap hasil perlombaan ketat menjelang pemilihan calon presiden ke Gedung Putih pada 8 November.

Bank-bank besar pun memperpanjang penurunan baru-baru ini karena investor khawatir tentang stabilitas Deutsche Bank dan juga penanganan pelanggaran Wells Fargo. Indeks keuangan S & P 500 .SPSY menurun 0,43 persen terseret oleh saham Wells Fargo sebesar 1,02 persen ke level terendah sejak Desember 2013.

Rifan Financindo Berjangka

Komentar

Postingan populer dari blog ini

16 Tahun Serangan “9/11”: WTC Runtuh Bukan karena Tabrakan Pesawat?

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Contact Us