FBI: Tak Ada Tindak Kriminal dalam Skandal Email Clinton

Jakarta, Rifan Financindo Berjangka -- Dua hari menjelang pemilihan umum Presiden Amerika Serikat, Minggu (6/11), Badan Investigasi Federal (FBI) menyatakan tidak ada tindak kriminal dalam skandal surat elektronik capres dari Partai Demokrat, Hillary Clinton.

Melalui secarik surat kepada Kongres AS, Direktur FBI, James Comey, mengatakan bahwa pihaknya sudah bekerja keras untuk merampungkan peninjauan kembali skandal tersebut dan kesimpulan yang mereka dapat sama seperti penyelidikan pada Juli lalu.

"Selama proses tersebut, kami memeriksa semua komunikasi yang ditujukan atau atau dikirimkan oleh Hillary Clinton selama menjadi Menteri Luar Negeri. Kami tak mengubah kesimpulan yang kami capai pada Juli lalu," ujar Comey seperti dikutip Reuters.

Kasus skandal penggunaan surel pribadi oleh Clinton untuk berkirim pesan pada saat menjabat sebagai Menlu AS pada periode 2009-2013 ini sebenarnya sudah ditutup pada pertengahan Juli lalu.

Namun, Comey memutuskan untuk meninjau kembali skandal tersebut adanya sejumlah temuan baru dalam penyelidikan terpisah terhadap Anthony Weiner, suami dari ajudan Clinton, Huma Abedin, yang diduga melakukan pelecehan seksual melalui pesan pendek cabul kepada seorang gadis di bawah umur.

Keputusan ini memicu banyak pertanyaan karena diumumkan hanya berselang beberapa pekan sebelum pemilu. Banyak pihak, termasuk Presiden Barack Obama, mengkritik FBI karena peninjauan kembali ini berpotensi membawa dampak pada pemilu, di mana Clinton menjadi capres dari Partai Demokrat.

Kontroversi semakin mengemuka ketika pada pekan lalu, FBI mengaku ragu peninjauan ini dapat selesai sebelum pemilu dilaksanakan. Pasalnya, FBI membutuhkan waktu banyak untuk berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.

Setelah hasil peninjauan kembali ini akhirnya diketahui, juru bicara tim kampanye Clinton, Brian Fallon, pun angkat suara. Fallon mengatakan bahwa sejak awal pihaknya sudah yakin kasus ini sebenarnya tak perlu ditinjau kembali.

"Kami selalu yakin, tidak ada yang dapat mengubah keputusan pada Juli lalu. Sekarang, Direrktur Comey mengonfirmasinya," ucap Fallon melalui kicauan di akun Twitter pribadinya.

Namun, pihak rival Clinton dalam pilpres, yaitu Partai Demokrat, tetap melontarkan kritik terhadap hasil peninjauan FBI ini. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS, Paul Ryan, mengatakan bahwa penggunaan akun surel pribadi Clinton tetap saja membahayakan keamanan negara.

"Dia (Clinton) meyakini bahwa dia kebal hukum dan selalu memainkan hukumnya sendiri," kata Ryan melalui pernyataan resminya.  


Rifan Financindo Berjangka

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contact Us

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Koalisi Pejalan Kaki Dikecam PKL Saat Gelar Aksi di Tanah Abang