Tekanan ke IHSG Diprediksi Berlanjut
JAKARTA, Rifan Financindo Berjangka –Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini Jumat (4/11/2016) diperkirakan masih mengalami tekanan di rentang pergerakan 5.300-5.375.
“Saham-saham pilihan yang terkoreksi dan telah mencapai area jenuh jual diantaranya AALI, ASEI,BBTN, DILD, EXCL, KRAS, LSIP, MNSN, SMGR, SMRA, BJBR, LPCK, dan MMPA,” kata analis teknikal dari Reliance Securitier Lanjar Nafi, Jumat (4/11/2016).
Mayoritas bursa di Asia kembali ditutup bervariasi dengan pelemahan dipimpin oleh indeks saham di Hongkong sedangkan penguatan dipimpin oleh indeks saham di Shanghai.
Minimnya sentimen pada hari ini membuat kekhawatiran investor terhadap stabilitas kebijakan dari masing-masing kandidat Presiden dan pemeriksaan FBI terhadap Clinton di Amerika Serikat, menjadi alasan aksi jual.
“Investor pun cenderung memindahkan aset beresikonya ke aset safe haven dan juga Yen di saat bursa saham sedang diliburkan di Jepang,” kata Lanjar.
Yen menguat tertinggi selama satu bulan sebesar 0,7 persen. Aksi jual pun dialami IHSG pada perdagangan Kamis (3/11/2016), yang ditutup turun 75,95 poin sebesar1,4 persen di level 5.329,50 dengan sektor pertambangan yang memimpin pelemahan.
Perkiraan daya indeks kepercayaan konsumen kembali turun di level 108 serta aksi demo besar yang akan membanjiri Jakarta, Jumat, menjadi poin kekhawatiran investor, selain faktor eksternal yang memang mayoritas mengalami aksi jual pada ekuitas.
“Meskipun demikian, investor asing terlihat melakukan aksi net buy Rp 170,17 miliar pada perdagangan hari ini (Kamis), memperbesar kemungkinan capital in flow yang mulai masuk menjelang akhir tahun,” imbuh Lanjar.
Sementara bursa Eropa masih dibuka berfluktuatif seiring pelemahan yang terjadi pada delapan hari terakhir.
Laporan kinerja keuangan di beberapa perusahaan besar di Eropa pada kuartal III 2016 ini kurang memuaskan masih menjadi faktor utama penyebab pelemahan indeks di zona Eropa meskipun data aktifitas manufaktur di zona Eropa membaik.
Sentimen selanjutnya diakhir pekan, investor akan memantau pergerakan indeks di Jepang pasca libur dan penguatan Yen. Data kinerja sektor jasa di seluruh belahan dunia dan aksi tunggu investor terhadap tingkat pengangguran dan neraca perdagangan di AS.
“Sedangkan dari dalam negeri investor sendiri akan terfokus pada kekhawatiran efek dari demo besar yang terjadi di Jakarta dan indeks data kepercayaan konsumen,” kata Lanjar.
“Saham-saham pilihan yang terkoreksi dan telah mencapai area jenuh jual diantaranya AALI, ASEI,BBTN, DILD, EXCL, KRAS, LSIP, MNSN, SMGR, SMRA, BJBR, LPCK, dan MMPA,” kata analis teknikal dari Reliance Securitier Lanjar Nafi, Jumat (4/11/2016).
Mayoritas bursa di Asia kembali ditutup bervariasi dengan pelemahan dipimpin oleh indeks saham di Hongkong sedangkan penguatan dipimpin oleh indeks saham di Shanghai.
Minimnya sentimen pada hari ini membuat kekhawatiran investor terhadap stabilitas kebijakan dari masing-masing kandidat Presiden dan pemeriksaan FBI terhadap Clinton di Amerika Serikat, menjadi alasan aksi jual.
“Investor pun cenderung memindahkan aset beresikonya ke aset safe haven dan juga Yen di saat bursa saham sedang diliburkan di Jepang,” kata Lanjar.
Yen menguat tertinggi selama satu bulan sebesar 0,7 persen. Aksi jual pun dialami IHSG pada perdagangan Kamis (3/11/2016), yang ditutup turun 75,95 poin sebesar1,4 persen di level 5.329,50 dengan sektor pertambangan yang memimpin pelemahan.
Perkiraan daya indeks kepercayaan konsumen kembali turun di level 108 serta aksi demo besar yang akan membanjiri Jakarta, Jumat, menjadi poin kekhawatiran investor, selain faktor eksternal yang memang mayoritas mengalami aksi jual pada ekuitas.
“Meskipun demikian, investor asing terlihat melakukan aksi net buy Rp 170,17 miliar pada perdagangan hari ini (Kamis), memperbesar kemungkinan capital in flow yang mulai masuk menjelang akhir tahun,” imbuh Lanjar.
Sementara bursa Eropa masih dibuka berfluktuatif seiring pelemahan yang terjadi pada delapan hari terakhir.
Laporan kinerja keuangan di beberapa perusahaan besar di Eropa pada kuartal III 2016 ini kurang memuaskan masih menjadi faktor utama penyebab pelemahan indeks di zona Eropa meskipun data aktifitas manufaktur di zona Eropa membaik.
Sentimen selanjutnya diakhir pekan, investor akan memantau pergerakan indeks di Jepang pasca libur dan penguatan Yen. Data kinerja sektor jasa di seluruh belahan dunia dan aksi tunggu investor terhadap tingkat pengangguran dan neraca perdagangan di AS.
“Sedangkan dari dalam negeri investor sendiri akan terfokus pada kekhawatiran efek dari demo besar yang terjadi di Jakarta dan indeks data kepercayaan konsumen,” kata Lanjar.
Rifan Financindo Berjangka
Komentar
Posting Komentar