Harga Minyak Mentah AS Memperpanjang Kenaikan

New York: Rifanfinancindo - - Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) memperpanjang kenaikan pada perdagangan pasca-Natal, Selasa waktu setempat.

Kenaikan ini sebagai imbas dari pembatasan produksi output minyak dari negara anggota OPEC dan non-OPEC dalam waktu kurang dari seminggu untuk mendukung harga minyak.

Reuters melansir, harga minyak mentah NYMEX untuk pengiriman Februari CLc1 naik 16 sen menjadi USD53,18 per barel, setelah ditutup 7 sen lebih tinggi pada perdagangan Jumat pekan lalu.

Sementara itu, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari LCOc1 menetap naik 11 sen menjadi USD55,16 per barel pada perdagangan Jumat. Pasar minyak ditutup pada Senin setelah liburan Natal.

Harga minyak telah menguat dalam beberapa minggu terakhir karena anggota OPEC dan anggota non-OPEC telah sepakat untuk memangkas output yang lebih rendah yakni hampir 1,8 juta barel per hari (bph) mulai 1 Januari.

Produksi minyak Libya naik sedikit menjadi 622.000 barel per hari (bph) pada perdagangan Senin, karena faksi bersenjata sepakat untuk mengangkat blokade pipa barat utama dalam dua tahun, demikian disampaikan National Oil Corporation. Kondisi tersebut diproyeksikan bisa menambah 270.000 barel per hari dalam waktu tiga bulan.

Departemen Energi AS berharap memulai penjualan sekitar 8 juta barel minyak mentah dari cadangan darurat negara pada awal sampai pertengahan Januari.

Sementara Wakil Menteri Energi Rusia Kirill Molodtsov mengatakan, ekspor minyak Rusia akan naik hampir 5 persen tahun ini menjadi 253.500.000 ton dan diharapkan sedikit mengalami peningkatan tahun depan.

Selain itu, stok minyak mentah Tiongkok pada akhir November turun 1,55 persen dari bulan sebelumnya menjadi 29.890.000 ton sebagai output domestik menyusut dan permintaan musim dingin tumbuh, demikian disampaikan data dari kantor berita resmi Xinhua.

Perusahaan minyak Aljazair Sonatrach akan mengebor 290 sumur pada 2017 dibandingkan dengan 2016 yang hanya mencapai 265, demikian diungkapkan kepala divisi pengeboran minyak dan gas Sonatrach kepada Reuters Jumat. 

Rifanfinancindo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

16 Tahun Serangan “9/11”: WTC Runtuh Bukan karena Tabrakan Pesawat?

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Contact Us