Wall Street Kembali Cetak Rekor Penguatan
JAKARTA -PT Rifan Financindo -- Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini Selasa (6/12/2016)
diperkirakan menguat tertahan di rentang pergerakan 5.244-5.325.
"Saham-saham yang dapat dicermati diantaranya BDMN, CPIN, HRUM, JPFA, TLKM, MAIN," kata analis dari Reliance Securities, Lanjar Nafi melalui keterangan tertulis, Selasa.
Pada perdagangan kemarin, IHSG berhasil bertahan pada zona hijau dengan ditutup menguat 22,35 poin sebesar 0,43 persen di level 5.268,31 dengan volume yang relatif moderat.
Sektor pertambangan berhasil menahan penguatan IHSG dengan memimpin penguatan di level 2,29 persen.
Investor asing masih terus mencatatkan net sell sebesar Rp 782,95 miliar. Berbanding terbalik, bursa Asia terkoreksi di awal pekan di tengah kekhawatiran reformasi konstitusi Eropa. Hal ini dikhawatirkan akan mempengaruhi tingkat kepercayaan investor terhadap aset beresiko.
Perhitungan utang pemerintah yang tercermin dari Treasuries dari Jumat, ketika rilis data pekerjaan Amerika Serikat, turut membebani bursa saham.
"Harga minyak yang turun satu persen setelah produsen minyak Amerika Serikat meningkatkan jumlah pengeboran minyak juga menjadi pesimisme investor di awal pekan ini," imbuh Lanjar.
Sementara itu, bursa Eropa justru mengawali pekan dengan penguatan di saat mata uang eropa melemah 0,3 persen seiring indeks kinerja sektor jasa di Eropa yang kembali jatuh.
Selanjutnya investor akan memperhatikan hasil banding Brexit, tingkat suku bunga Australia, pertumbuhan PDB di Eropa dan penjualan ritel di Amerika Serikat.
"Saham-saham yang dapat dicermati diantaranya BDMN, CPIN, HRUM, JPFA, TLKM, MAIN," kata analis dari Reliance Securities, Lanjar Nafi melalui keterangan tertulis, Selasa.
Pada perdagangan kemarin, IHSG berhasil bertahan pada zona hijau dengan ditutup menguat 22,35 poin sebesar 0,43 persen di level 5.268,31 dengan volume yang relatif moderat.
Sektor pertambangan berhasil menahan penguatan IHSG dengan memimpin penguatan di level 2,29 persen.
Investor asing masih terus mencatatkan net sell sebesar Rp 782,95 miliar. Berbanding terbalik, bursa Asia terkoreksi di awal pekan di tengah kekhawatiran reformasi konstitusi Eropa. Hal ini dikhawatirkan akan mempengaruhi tingkat kepercayaan investor terhadap aset beresiko.
Perhitungan utang pemerintah yang tercermin dari Treasuries dari Jumat, ketika rilis data pekerjaan Amerika Serikat, turut membebani bursa saham.
"Harga minyak yang turun satu persen setelah produsen minyak Amerika Serikat meningkatkan jumlah pengeboran minyak juga menjadi pesimisme investor di awal pekan ini," imbuh Lanjar.
Sementara itu, bursa Eropa justru mengawali pekan dengan penguatan di saat mata uang eropa melemah 0,3 persen seiring indeks kinerja sektor jasa di Eropa yang kembali jatuh.
Selanjutnya investor akan memperhatikan hasil banding Brexit, tingkat suku bunga Australia, pertumbuhan PDB di Eropa dan penjualan ritel di Amerika Serikat.
Bursa saham di Amerika Serikat (AS) atau Wall Street
kembali mengalami kenaikan pada perdagangan saham Rabu waktu setempat,
atau Kamis waktu Indonesia.
Indeks Dow dan indeks S&P 500 kembali mencetak rekor kenaikan baru seiring kenaikan ekuitas pasca-terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS yang baru. Sektor transportasi berperan mendorong kenaikan Wall Street pada perdagangan Rabu tersebut.
Tiga indeks utama di AS berakhir dengan penguatan di atas 1 persen. Indeks Dow naik 1,55 persen atau naik 297,84 poin. Indeks S&P naik 1,32 persen atau naik 29,12 poin. Indeks Nasdaq Composite naik 1,14 persen atau naik 60,76 poin.
Indeks S&P sendiri mencatatkan rekor kenaikan baru sejak 25 November 2016.http://rifan-financindo.com/wall-street-kembali-cetak-rekor-penguatan/
Sektor transportasi di Dow Jones, DJT, naik 2,5 persen dan mencetak kenaikan tertinggi hingga penutupan bursa, melampaui kenaikan tertingginya di 2014.
Pencapaian pasar saham AS yang ditutup menguat dengan rekor baru ini, terutama di sektor transportasi, mengindikasikan akan adanya kenaikan lain seiring dengan sinyal bullish dari sejumlah investor.
Indeks Dow dan indeks S&P 500 kembali mencetak rekor kenaikan baru seiring kenaikan ekuitas pasca-terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS yang baru. Sektor transportasi berperan mendorong kenaikan Wall Street pada perdagangan Rabu tersebut.
Tiga indeks utama di AS berakhir dengan penguatan di atas 1 persen. Indeks Dow naik 1,55 persen atau naik 297,84 poin. Indeks S&P naik 1,32 persen atau naik 29,12 poin. Indeks Nasdaq Composite naik 1,14 persen atau naik 60,76 poin.
Indeks S&P sendiri mencatatkan rekor kenaikan baru sejak 25 November 2016.http://rifan-financindo.com/wall-street-kembali-cetak-rekor-penguatan/
Sektor transportasi di Dow Jones, DJT, naik 2,5 persen dan mencetak kenaikan tertinggi hingga penutupan bursa, melampaui kenaikan tertingginya di 2014.
Pencapaian pasar saham AS yang ditutup menguat dengan rekor baru ini, terutama di sektor transportasi, mengindikasikan akan adanya kenaikan lain seiring dengan sinyal bullish dari sejumlah investor.
PT Rifan Financindo
Komentar
Posting Komentar