IHSG Diramalkan Loyo di Perdagangan Perdana 2017
Jakarta, Rifan Financindo -- Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) diprediksi terkoreksi pada perdagangan awal tahun 2017
ini, Selasa (3/1), setelah mengalami penguatan sepanjang pekan lalu.
Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan menjelaskan, IHSG belum memiliki sentimen positif yang dapat mendongkrak laju IHSG secara alami. Menurut Alfred, penguatan IHSG pada pekan lalu hanya dipengaruhi oleh aksi window dressing yang dilakukan oleh beberapa pihak yang berkepentingan seperti perusahaan manajer investasi, emiten, perusahaan asuransi, dan dana pensiun (Dapen).
Sementara, beberapa pihak tersebut tak lagi memiliki kepentingan untuk melakukan window dressing karena window dressing hanya dilakukan untuk memperindah portofolio investasi pada akhir tahun. Selain itu, suasana libur akhir tahun juga masih kental pada pekan ini sehingga membuat jumlah transaksi akan menurun karena sepinya aksi beli.
Seperti diketahui, IHSG sepanjang pekan lalu berhasil naik 5,35 persen ke level 5.269 jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya 5.027. Kenaikan IHSG tersebut sejalan dengan kenaikan kapitalisasi pasar 5,34 persen menjadi Rp5.753 triliun dari Rp5.462 triliun.
Menurut Alfred, IHSG akan terkena teknikal koreksi karena kemungkinan besar sebagian pelaku pasar akan melakukan aksi ambil untung (profit taking) karena IHSG telah menguat pada pekan lalu. Alfred memprediksi IHSG berada dalam rentang support 5.310 dan resisten 5.280.
“Sentimen tipis sekali, IHSG akan terkena teknikal koreksi karena pekan kemarin sudah positif, kalau pun bergerak bervariasi tapi kecenderungannya koreksi,” ucap Alfred saat dihubungi CNNIndonesia.com, Sabtu (31/12).
Sama halnya dengan Alfred, Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang menilai IHSG bakal terkoreksi hari ini karena dana asing yang keluar (capital outflow) yang masih terjadi. Menurutnya, selama belum ada sentimen positif yang signifikan maka diyakini capital outflow masih terus berlangsung.
“Potensi turun itu besar sekali, lalu yang jadi pertanyaan besar apakah arus dana asing yang masuk (capital inflow) akan deras kembali,” terang Edwin.
Edwin sendiri masih sedikit pesimistis dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini. Terlebih lagi ekonomi Indonesia begitu dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi di China, sementara ekonomi China diprediksi tak mengalami banyak perubahan atau bahkan turun. Dengan kondisi yang ada, Edwin memprediksi IHSG bergerak dalam rentang support 5.251 dan resisten 5.337 dengan kecenderungan turun.
Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan menjelaskan, IHSG belum memiliki sentimen positif yang dapat mendongkrak laju IHSG secara alami. Menurut Alfred, penguatan IHSG pada pekan lalu hanya dipengaruhi oleh aksi window dressing yang dilakukan oleh beberapa pihak yang berkepentingan seperti perusahaan manajer investasi, emiten, perusahaan asuransi, dan dana pensiun (Dapen).
Sementara, beberapa pihak tersebut tak lagi memiliki kepentingan untuk melakukan window dressing karena window dressing hanya dilakukan untuk memperindah portofolio investasi pada akhir tahun. Selain itu, suasana libur akhir tahun juga masih kental pada pekan ini sehingga membuat jumlah transaksi akan menurun karena sepinya aksi beli.
Seperti diketahui, IHSG sepanjang pekan lalu berhasil naik 5,35 persen ke level 5.269 jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya 5.027. Kenaikan IHSG tersebut sejalan dengan kenaikan kapitalisasi pasar 5,34 persen menjadi Rp5.753 triliun dari Rp5.462 triliun.
Menurut Alfred, IHSG akan terkena teknikal koreksi karena kemungkinan besar sebagian pelaku pasar akan melakukan aksi ambil untung (profit taking) karena IHSG telah menguat pada pekan lalu. Alfred memprediksi IHSG berada dalam rentang support 5.310 dan resisten 5.280.
“Sentimen tipis sekali, IHSG akan terkena teknikal koreksi karena pekan kemarin sudah positif, kalau pun bergerak bervariasi tapi kecenderungannya koreksi,” ucap Alfred saat dihubungi CNNIndonesia.com, Sabtu (31/12).
Sama halnya dengan Alfred, Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang menilai IHSG bakal terkoreksi hari ini karena dana asing yang keluar (capital outflow) yang masih terjadi. Menurutnya, selama belum ada sentimen positif yang signifikan maka diyakini capital outflow masih terus berlangsung.
“Potensi turun itu besar sekali, lalu yang jadi pertanyaan besar apakah arus dana asing yang masuk (capital inflow) akan deras kembali,” terang Edwin.
Edwin sendiri masih sedikit pesimistis dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini. Terlebih lagi ekonomi Indonesia begitu dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi di China, sementara ekonomi China diprediksi tak mengalami banyak perubahan atau bahkan turun. Dengan kondisi yang ada, Edwin memprediksi IHSG bergerak dalam rentang support 5.251 dan resisten 5.337 dengan kecenderungan turun.
Rifan Financindo
Komentar
Posting Komentar