KUR Sektor Produksi Dikerek Hampir 2 Kali Lipat

PT Rifan Financindo - Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk sektor produksi, seperti pertanian, perikanan, dan lainnya, mencapai 40 persen dari total plafon KUR di tahun 2017 sebesar Rp110 triliun. Persentase itu naik hampil dua kali lipat dari tahun sebelumnya, yakni 22 persen.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution berharap, penyaluran KUR untuk sektor produksi pertanian lebih merata pada komoditas-komoditas selain padi. "Bisa tebu, bawang merah, dan lain-lain,” ujar Darmin Nasution saat Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), belum lama ini.

Selain itu, porsi penyaluran KUR berdasarkan skema adalah 81% untuk KUR Mikro, 18% untuk KUR Ritel, dan 1% untuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Subsidi bunga KUR Mikro berubah menjadi 9,55%.

Adapun realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) per 31 Desember 2016 sebesar Rp 94,4 Triliun atau 94,4% dari target penyaluran Rp100 triliun. Non Performing Loan (NPL) sebesar 0.37% dan tersalurkan pada 4.362.599 debitur.

Kendati angka ini sedikit di bawah target, namun patut diapresiasi di tengah kondisi melemahnya perekonomian global.

KUR Mikro memiliki porsi penyaluran terbesar yaitu sebesar Rp 65,6 Triliun (69,5%), diikuti dengan KUR Ritel sebesar Rp 28,6 Triliun (30,3%), dan KUR Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sebesar Rp 177 Miliar (0,2%).

Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjadi penyalur KUR dengan penyaluran tertinggi sebesar Rp 69,4 Triliun, diikuti dengan Bank Mandiri sebesar Rp 13,3 Triliun, dan BNI sebesar Rp 10,3 Triliun. Sisanya disumbangkan oleh Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan penyalur lainnya.
Sementara berdasarkan wilayah, penyaluran KUR masih didominasi di provinsi yang terletak di Pulau Jawa. Tiga provinsi dengan penyaluran KUR tertinggi adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.

Sedangkan untuk provinsi di luar pulau Jawa dengan penyaluran KUR yang tinggi adalah Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara. Kinerja tersebut sesuai dengan sebaran UMKM di Indonesia.

Sepakat dengan Menko Darmin, Ketua OJK juga menjelaskan tantangan utama saat ini adalah bagaimana menggeser alokasi KUR ke sektor-sektor produksi.

“Itu PR besar bagi kita. Sektor produksi tentunya memiliki karakteristik yang berbeda dengan sektor perdagangan. Kita perlu segera mendiskusikan lending model yang sesuai dengan karakteristik sektor produksi tersebut,” tegasnya.

Menteri BUMN menambahkan tentang pentingnya pendataan untuk sektor produksi. “Sehubungan dengan KUR sektor produktif, persoalan yang juga perlu menjadi perhatian adalah pendataan,” tambah Rini.


PT Rifan Financindo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contact Us

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Koalisi Pejalan Kaki Dikecam PKL Saat Gelar Aksi di Tanah Abang