Di Wall Street, Indeks Dow Kembali Catatkan Rekor Baru
NEW YORK, Rifanfinancindo - Bursa saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street ditutup bervariasi pada Rabu waktu setempat atau Kamis waktu Indonesia.
Indeks S&P mencatatkan pelemahan setelah The Fed tetap memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat.
Sementara saham DuPont yang melejit membantu indeks Dow Jones ditutup dengan rekor kenaikan baru dan rekor kenaikan dalam 9 sesi perdagangan berturut-turut.
Indeks utama di AS memang mengalami reli kenaikan sejak terpilihnya Donald Trump menjadi presiden AS pada 8 November 2017 lalu. Reli bursa AS disebabkan janji Trump untuk memangkas pajak, mereduksi regulasi dan menaikkan pembelanjaan infrastruktur.
Sebelumnya, banyak penentu kebijakan di The Fed ingin untuk menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat seiring membaiknya data ketenagakerjaan dan data inflasi, berdasarkan catatan Fed pada rapat 31 Januari-1 Februari 2017 yang dirilis di Rabu waktu setempat.
Sebelum rilis dipaparkan, 27 persen trader memperkirakan kenaikan suku bunga Fed pada pertemuan Fed di Maret, dan 53 persen lainnya memperkirakan kenaikan suku bunga di Mei, berdasarkan data Thomson Reuters.
Secara terpisah di Rabu, Gubernur Fed Jerome Powell mengatakan Fed akan menaikkan suku bunga, kemungkinan dalam waktu dekat. Sementara pimpinan Fed, Janet Yellen, pada pekan lalu mengatakan Fed sepertinya akan menaikkan suku bunga pada pertemuan selanjutnya.
"Komen-komen para petinggi Fed sepertinya mengindikasikan akan ada kenaikan suku bunga Fed di pertemuan Maret, tapi "pasar tidak di sana"," kata Walter Todd, chief investment officer di Greenwood Capital di Greenwood, South Carolina, AS.
"Fed mencoba memberikan fleksibilitas maksimum untuk bergerak tetapi pasar menginginkan kenaikan di Maret," lanjut dia.
Pada Rabu, indeks S&P ditutup turun 2,56 poin atau turun 0,11 poin ke level 2.362,82. Sektor energi S&P, SPNY turun 1,6 persen karena harga minyak mentah acuan CLc1 dan LCOc1 turun.
Indeks Nasdaq Composite turun 5,32 poin atau turun 0,09 persen ke level 5.860,63.
Sementara indeks Dow Jones naik 32,6 poin atau naik 0,16 persen ke level 20.775,6. Indeks Dow ditutup dengan mencatatkan rekor kenaikan terbaru dan rekor kenaikan terlama selama sembilan sesi berturut-turut sejak 1987.
Indeks Dow naik akibat kenaikan saham DuPont hingga 3,4 persen. DuPont diperkirakan menang lawan Uni Eropa terkait pasal persaingan usaha pada aksi mergernya dengan Dow Chemical senilai 130 miliar dollar AS. Sementara saham Dow Chemical juga naik 4 persen.
Rifanfinancindo
Indeks S&P mencatatkan pelemahan setelah The Fed tetap memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat.
Sementara saham DuPont yang melejit membantu indeks Dow Jones ditutup dengan rekor kenaikan baru dan rekor kenaikan dalam 9 sesi perdagangan berturut-turut.
Indeks utama di AS memang mengalami reli kenaikan sejak terpilihnya Donald Trump menjadi presiden AS pada 8 November 2017 lalu. Reli bursa AS disebabkan janji Trump untuk memangkas pajak, mereduksi regulasi dan menaikkan pembelanjaan infrastruktur.
Sebelumnya, banyak penentu kebijakan di The Fed ingin untuk menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat seiring membaiknya data ketenagakerjaan dan data inflasi, berdasarkan catatan Fed pada rapat 31 Januari-1 Februari 2017 yang dirilis di Rabu waktu setempat.
Sebelum rilis dipaparkan, 27 persen trader memperkirakan kenaikan suku bunga Fed pada pertemuan Fed di Maret, dan 53 persen lainnya memperkirakan kenaikan suku bunga di Mei, berdasarkan data Thomson Reuters.
Secara terpisah di Rabu, Gubernur Fed Jerome Powell mengatakan Fed akan menaikkan suku bunga, kemungkinan dalam waktu dekat. Sementara pimpinan Fed, Janet Yellen, pada pekan lalu mengatakan Fed sepertinya akan menaikkan suku bunga pada pertemuan selanjutnya.
"Komen-komen para petinggi Fed sepertinya mengindikasikan akan ada kenaikan suku bunga Fed di pertemuan Maret, tapi "pasar tidak di sana"," kata Walter Todd, chief investment officer di Greenwood Capital di Greenwood, South Carolina, AS.
"Fed mencoba memberikan fleksibilitas maksimum untuk bergerak tetapi pasar menginginkan kenaikan di Maret," lanjut dia.
Pada Rabu, indeks S&P ditutup turun 2,56 poin atau turun 0,11 poin ke level 2.362,82. Sektor energi S&P, SPNY turun 1,6 persen karena harga minyak mentah acuan CLc1 dan LCOc1 turun.
Indeks Nasdaq Composite turun 5,32 poin atau turun 0,09 persen ke level 5.860,63.
Sementara indeks Dow Jones naik 32,6 poin atau naik 0,16 persen ke level 20.775,6. Indeks Dow ditutup dengan mencatatkan rekor kenaikan terbaru dan rekor kenaikan terlama selama sembilan sesi berturut-turut sejak 1987.
Indeks Dow naik akibat kenaikan saham DuPont hingga 3,4 persen. DuPont diperkirakan menang lawan Uni Eropa terkait pasal persaingan usaha pada aksi mergernya dengan Dow Chemical senilai 130 miliar dollar AS. Sementara saham Dow Chemical juga naik 4 persen.
Rifanfinancindo
Komentar
Posting Komentar