BI Akan Umumkan Suku Bunga Acuan Hari Ini
JAKARTA, Rifanfinancindo - Bank Indonesia (BI) menyelenggarakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Rabu 15 Maret 2017 dan Kamis, 16 Maret 2017 hari ini.
Dalam RDG tersebut, bank sentral akan memutuskan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate.
Penyelenggaraan RDG BI kali ini bersamaan dengan pertemuan bank sentral AS Federal Reserve. The Fed telah menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR) sebesar 25 basis poin menjadi kisaran target 0,75 hingga 1 persen.
Lalu, bagaimana dengan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate?
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menyatakan, kenaikan FFR target lebih cepat dari perkiraan awal. Namun, ia belum melihat ini akan memberikan dampak buruk terhadap perekonomian Indonesia.
"Misalkan rupiah yang lebih lemah atau BI RR rate dan yield (imbal hasil) SUN yang lebih tinggi. Beberapa faktor seperti harapan kenaikan peringkat utang oleh S&P (Standard & Poor's) di 2017 dan kenaikan harga minyak mentah yang sudah jenuh, memberikan kejutan positif," kata Rangga dalam laporannya yang diterima Kompas.com, Kamis (16/3/2017).
Sementara itu, Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede mengungkapkan, BI cenderung bakal lebih menjaga inflasi pada tahun 2017 ini.
Dengan demikian, bank sentral diperkirakan masih akan menahan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate yang saat ini berada pada posisi 4,75 persen.
"Bank Indonesia diperkirakan akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan sedemikian sehingga akan mendukung stabilitas rupiah dalam jangka pendek ini. Selain itu, suku bunga acuan BI dipertahankan untuk menjangkar inflasi pada tahun ini," ungkap Josua.
bank sentral diperkirakan masih akan menahan suku bunga acuan yang saat ini berada pada posisi 4,75 persen.
Bank Indonesia (BI) diprediksi akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan atau BI 7 day reverse repo rate dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang akan diumumkan hari ini, Kamis 16 Maret 2017.
Langkah ini tak lepas dari keputusan bank sentral Amerika Serikat, the Fed yang telah menaikkan tingkat suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps). Bahkan BI disebut-sebut akan menjalankan kebijakan yang bias mengetat.
"BI 7 day reverse repo rate tetap. Mungkin ke depan akan bisa ketat," kata Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk, David Sumual kepada Metrotvnews.com di Jakarta, Kamis 16 Maret 2017.
Meski begitu, David menyebut inflasi sebagai acuan kenaikan atau penurunan suku bunga masih sesuai ekspektasi. Hingga Februari lalu, inflasi tercatat sebesar 3,83 persen secara year on year (yoy).
Lebih lanjut, BI dinilai akan berhati-hati mengingat kenaikan Fed Fund Rate (FFR) masih akan berlanjut. Jika kenaikan FFR lebih dari tiga kali, maka BI diperkirakan menaikan suku bunga acuan sebagai langkah antisipasi.
"Semester II memang kemungkinan bisa ketat. Kalau ekspektasi berubah misal Fed naik lebih banyak dari tiga kali dan inflasi juga ada tekanan kemungkinan pertengahan tahun BI 7 day reverse repo rate sudah naik," jelas dia.
Saat ini suku bunga acuan BI berada di level 4,75 persen. Pada dua bulan awal tahun ini BI terus mempertahankan tingkat suku bunganya setelah tahun lalu beberapa kali menurunkan tingkat BI 7 day reverse repo rate.
Sementara itu, suku bunga the Fed kini berada di level 0,75 hingga 1,0 persen. Kenaikan FFR pada Maret ini menandai kenaikan ketiga setelah masa krisis keuangan global pada 2008 lalu.
Rifanfinancindo
Sumber : Kompas.com
Dalam RDG tersebut, bank sentral akan memutuskan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate.
Penyelenggaraan RDG BI kali ini bersamaan dengan pertemuan bank sentral AS Federal Reserve. The Fed telah menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR) sebesar 25 basis poin menjadi kisaran target 0,75 hingga 1 persen.
Lalu, bagaimana dengan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate?
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menyatakan, kenaikan FFR target lebih cepat dari perkiraan awal. Namun, ia belum melihat ini akan memberikan dampak buruk terhadap perekonomian Indonesia.
"Misalkan rupiah yang lebih lemah atau BI RR rate dan yield (imbal hasil) SUN yang lebih tinggi. Beberapa faktor seperti harapan kenaikan peringkat utang oleh S&P (Standard & Poor's) di 2017 dan kenaikan harga minyak mentah yang sudah jenuh, memberikan kejutan positif," kata Rangga dalam laporannya yang diterima Kompas.com, Kamis (16/3/2017).
Sementara itu, Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede mengungkapkan, BI cenderung bakal lebih menjaga inflasi pada tahun 2017 ini.
Dengan demikian, bank sentral diperkirakan masih akan menahan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate yang saat ini berada pada posisi 4,75 persen.
"Bank Indonesia diperkirakan akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan sedemikian sehingga akan mendukung stabilitas rupiah dalam jangka pendek ini. Selain itu, suku bunga acuan BI dipertahankan untuk menjangkar inflasi pada tahun ini," ungkap Josua.
bank sentral diperkirakan masih akan menahan suku bunga acuan yang saat ini berada pada posisi 4,75 persen.
Bank Indonesia (BI) diprediksi akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan atau BI 7 day reverse repo rate dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang akan diumumkan hari ini, Kamis 16 Maret 2017.
Langkah ini tak lepas dari keputusan bank sentral Amerika Serikat, the Fed yang telah menaikkan tingkat suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps). Bahkan BI disebut-sebut akan menjalankan kebijakan yang bias mengetat.
"BI 7 day reverse repo rate tetap. Mungkin ke depan akan bisa ketat," kata Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk, David Sumual kepada Metrotvnews.com di Jakarta, Kamis 16 Maret 2017.
Meski begitu, David menyebut inflasi sebagai acuan kenaikan atau penurunan suku bunga masih sesuai ekspektasi. Hingga Februari lalu, inflasi tercatat sebesar 3,83 persen secara year on year (yoy).
Lebih lanjut, BI dinilai akan berhati-hati mengingat kenaikan Fed Fund Rate (FFR) masih akan berlanjut. Jika kenaikan FFR lebih dari tiga kali, maka BI diperkirakan menaikan suku bunga acuan sebagai langkah antisipasi.
"Semester II memang kemungkinan bisa ketat. Kalau ekspektasi berubah misal Fed naik lebih banyak dari tiga kali dan inflasi juga ada tekanan kemungkinan pertengahan tahun BI 7 day reverse repo rate sudah naik," jelas dia.
Saat ini suku bunga acuan BI berada di level 4,75 persen. Pada dua bulan awal tahun ini BI terus mempertahankan tingkat suku bunganya setelah tahun lalu beberapa kali menurunkan tingkat BI 7 day reverse repo rate.
Sementara itu, suku bunga the Fed kini berada di level 0,75 hingga 1,0 persen. Kenaikan FFR pada Maret ini menandai kenaikan ketiga setelah masa krisis keuangan global pada 2008 lalu.
Rifanfinancindo
Sumber : Kompas.com
Komentar
Posting Komentar