Harga Minyak Brent Stabil di USD51,35 per Barel

 New York -- PT Rifan Financindo --  Kondisi harga minyak mentah dunia saat ini kembali tertekan karena pasokan produksi global yang berlimpah. Seperti pada perdagangan Senin waktu setempat ini, harga minyak terpantau melemah tipis.

Reuters melansir, Selasa 14 Maret, para investor bertanya-tanya apakah pembengkakan pasokan minyak mentah AS akan menghambat upaya OPEC untuk membatasi output dan mengurangi produksi global yang "kekenyangan".

Harga minyak telah mengalami kenaikan lebih dari dua bulan saat berkurangnya produksi dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak. Sekarang, pasar menghadapi bukti bahwa produksi AS tetap tinggi dan global tetap kelebihan pasokan.

Adapun harga minyak mentah berjangka Brent LCOc1 menetap 2 sen menjadi USD51,35 per barel. Sesi terendah untuk Brent sempat mencapai USD50,85 per barel, terendah sejak 30 November. Sementara harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) CLc1 menetap 9 sen menjadi USD48,40 per barel.

Goldman Sachs mengatakan dalam sebuah catatan bahwa pihaknya tetap "sangat yakin" tentang kenaikan harga komoditas dengan perkiraan harga USD57,50 per barel untuk WTI pada kuartal kedua.

Data perusahaan pengebor AS, Baker Hughes memproyeksikan kenaikan rig minyak untuk minggu kedelapan berturut-turut, dan mereka telah mengumumkan rencana pertumbuhan produksi yang ambisius.

Seperti diketahui, OPEC dan produsen minyak utama lainnya, termasuk Rusia, mencapai kesepakatan pada akhir November untuk mengendalikan produksi oleh hampir 1,8 juta barel per hari (bph) pada semester pertama 2017.

Perusahaan top minyak Rusia, Rosneft, telah memperingatkan bahwa pemulihan dalam output minyak AS dapat mencegah OPEC dan produsen non-OPEC memperluas penurunan produksi dan mungkin menyebabkan perang harga baru.

Harga minyak mentah lanjut bergerak di kisaran level terendahnya dalam tiga bulan pada perdagangan hari ini (Selasa, 14/3/2017), di saat para investor menantikan laporan utama dan data yang dapat menjelaskan kondisi suplai di pasar global.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak WTI kontrak April 2017 turun 0,19% atau 0,09 poin ke US$48,31 per barel pada pukul 14.23 WIB, setelah dibuka dengan kenaikan 0,10% atau 0,05 poin di posisi 48,45.

Adapun, patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak Mei 2017 melemah 0,14% atau 0,07 poin ke level US$51,28, setelah dibuka turun tipis 0,02% atau 0,01 poin di posisi 51,34.

Harga minyak mentah kemarin menyentuh level terendah sejak November karena kenaikan persediaan minyak mentah AS dan dorongan dalam kegiatan pengeboran mengancam upaya OPEC untuk mengurangi kelebihan pasokan.

Minyak telah melemah tajam pekan lalu di tengah kecemasan para investor bahwa membengkaknya suplai minyak mentah AS dapat menghalangi upaya OPEC untuk membatasi produksi serta mengurani kelebihan global.

Awal tahun ini, harga minyak berhasil rebound setelah organisasi negara pengekspor minyak (OPEC) serta sejumlah negara penghasil utama, termasuk Rusia, sepakat untuk membatasi produksi sebesar hampir 1,8 juta barel per hari (bph) pada paruh pertama tahun ini.

“Akan menjadi satu lagi pekan yang menarik lagi terkait minyak mentah, dengan OPEC merilis laporan pasar minyak bulanannya, diikuti oleh laporan pasar minyak bulanan oleh IEA,” ujar Matt Smith, Analis ClipperData, seperti dikutip dari Reuters.

International Energy Agency (IEA) akan merilis laporannya esok hari, sementara kelompok industri American Petroleum Institute (API) akan merilis data minyak mentah dan stok produk minyak AS hari ini.

PT Rifan Financindo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contact Us

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Koalisi Pejalan Kaki Dikecam PKL Saat Gelar Aksi di Tanah Abang