Anak yang Sering Kurang Tidur Berpeluang Menderita Diabetes
London - Rifanfinancindo -- Sebuah penelitian baru mengungkap
bahwa anak-anak yang tidak mendapatkan tidur yang cukup lebih mungkin
untuk terkena diabetes daripada anak-anak yang mendapatkan tidur yang
cukup.Hal itu karena setiap tambahan jam tidur anak-anak di malam
hari berhubungan dengan berat badan yang rendah, massa otot yang lebih
ramping, dan kurangnya akumulasi gula dalam darah, menurut laporan
peneliti dalam Pediatrics, sebagaimana dikutip Daily Mail, Selasa, 15
Agustus 2017.
Obesitas dan gula darah tinggi merupakan faktor risiko untuk diabetes tipe 2, yang terjadi ketika tubuh tidak dapat menggunakan dengan tepat atau membuat hormon insulin yang cukup untuk mengubah gula darah menjadi energi.
"Temuan ini menunjukkan peningkatan durasi tidur bisa menawarkan pendekatan sederhana dan efisien untuk mengurangi kadar lemak tubuh dan risiko diabetes tipe 2 pada awal kehidupan," ujar penulis studi.
Diabetes tipe 2 biasa disebut diabetes dewasa karena itu sangat langka pada anak-anak. Tapi hari ini, diabetes ini menjadi masalah kesehatan anak yang umum, sebagian besar karena jutaan anak di seluruh dunia kelebihan berat badan atau obesitas, tidak mendapatkan cukup latihan, dan makan terlalu banyak makanan bergula dan berlemak.
Untuk penelitian ini, para peneliti memeriksa data survei pada kebiasaan tidur dan hasil lab dari tes faktor risiko untuk diabetes di 4.525 anak usia sembilan atau 10 di Inggris.
Rata-rata, anak-anak tidur 10,5 jam pada malam sekolah, meskipun durasi tidur berkisar antara delapan sampai 12 jam.
Anak-anak yang kurang tidur dalam penelitian ini lebih cenderung memiliki faktor risiko untuk diabetes yang dikenal sebagai resistensi insulin, ketika tubuh tidak merespons secara normal terhadap hormon itu.
Anak-anak yang kurang tidur juga lebih mungkin memiliki kelebihan berat badan atau obesitas ekstrim dan memiliki lebih banyak lemak tubuh, menurut hasil studi ini.
Anak-anak berusia enam sampai 12 tahun seharusnya tidur malam sembilan sampai 12 jam, menurut American Academy of Pediatrics. Tidak cukup tidur dikaitkan dengan peningkatan risiko cedera, tekanan darah tinggi, obesitas dan depresi.
Rifanfinancindo
Obesitas dan gula darah tinggi merupakan faktor risiko untuk diabetes tipe 2, yang terjadi ketika tubuh tidak dapat menggunakan dengan tepat atau membuat hormon insulin yang cukup untuk mengubah gula darah menjadi energi.
"Temuan ini menunjukkan peningkatan durasi tidur bisa menawarkan pendekatan sederhana dan efisien untuk mengurangi kadar lemak tubuh dan risiko diabetes tipe 2 pada awal kehidupan," ujar penulis studi.
Diabetes tipe 2 biasa disebut diabetes dewasa karena itu sangat langka pada anak-anak. Tapi hari ini, diabetes ini menjadi masalah kesehatan anak yang umum, sebagian besar karena jutaan anak di seluruh dunia kelebihan berat badan atau obesitas, tidak mendapatkan cukup latihan, dan makan terlalu banyak makanan bergula dan berlemak.
Untuk penelitian ini, para peneliti memeriksa data survei pada kebiasaan tidur dan hasil lab dari tes faktor risiko untuk diabetes di 4.525 anak usia sembilan atau 10 di Inggris.
Rata-rata, anak-anak tidur 10,5 jam pada malam sekolah, meskipun durasi tidur berkisar antara delapan sampai 12 jam.
Anak-anak yang kurang tidur dalam penelitian ini lebih cenderung memiliki faktor risiko untuk diabetes yang dikenal sebagai resistensi insulin, ketika tubuh tidak merespons secara normal terhadap hormon itu.
Anak-anak yang kurang tidur juga lebih mungkin memiliki kelebihan berat badan atau obesitas ekstrim dan memiliki lebih banyak lemak tubuh, menurut hasil studi ini.
Anak-anak berusia enam sampai 12 tahun seharusnya tidur malam sembilan sampai 12 jam, menurut American Academy of Pediatrics. Tidak cukup tidur dikaitkan dengan peningkatan risiko cedera, tekanan darah tinggi, obesitas dan depresi.
Rifanfinancindo
Komentar
Posting Komentar