Keluarga Miskin Ini Kaya Mendadak dalam Semalam, Rumahnya Dibeli Seharga Rp 1,5 Triliun!
Rifan Financindo -- Kendati zaman sudah modern, kehidupan pedesaan tentunya tidaklah sama.
Bentuk rumah masih banyak yang sederhana dan sangat tua.
Namun siapa sangka, rumah tua di pedesaan ternyata memiliki harga jual yang sangat tinggi hingga mengalahkan rumah di perkotaan.
Hal inilah yang terjadi ketika seorang pria kaya membeli sebuah rumah tua yang bentuknya saja akan roboh.
Dilansir dari perfecto.guru, rumah tua yang sudah usang dihuni oleh seorang pemilik rumah hidup dalam ekonomi yang sulit.
Kondisinya mereka hampir tidak memiliki apa-apa selain rumah ini.
Namun, dalam waktu malam, harga rumahnya melambung sangat amat tinggi, dihargai sekitar 1.564.640.000.000 (satu setengah triliun lebih).
Pemilik rumah tua ini bermarga Yang, Yang sangat miskin.
Putranya yang sekarang sudah berumur 28 tahun tidak memiliki istri karena saking miskinnya.
Yang melewati hari-hari tuanya di rumah tua ini, sampai akhirnya desa ini hendak dibongkar dan direlokasi.
Ia baru tahu bahwa rumahnya memiliki sejarah dari 400 tahun yang lalu.
Bahkan rumah ini dibangun dengan menggunakan kayu emas.
Bangunan dengan kayu emas ini hanyalah sisa satu-satunya di Tiongkok.
Kayu emas adalah salah satu jenis kayu yang sangat mahal, bahkan kata parah ahli.
Permintaannya sangatlah besar.
Bangunan yang dibangun dengan kayu emas murni sekarang sudah tidak lagi ditemukan.
Karena rumah Yang ini hanya satu-satunya, maka harganya menjadi terlampau mahal.
Yang awalnya tidak pernah memperhatikan hal ini, hingga akhirnya ahli budaya datang dan melihat.
Mereka kaget bukan main.
Para ahli memperkirakan bahwa harga dari rumah ini adalah sekitar 1.564.640.000.000 (satu setengah triliun lebih).
Dalam satu malam, Yang langsung menjadi orang kaya.
Menurut orang-orang tua di daerah tersebut, rumah ini dibangun pada tahun 1852.
Pemilik rumah pertama juga bermarga Yang.
Demi mempertahankan kayu pada bangunan yang sudah berumur ratusan tahun ini.
mereka membuat atap kaca untuk menyelesaikan masalah penerangan di rumah tersebut.
Belajar dari kisah Yang, peninggalan zaman dahulu memang memiliki nilai tak terbatas.
Bukan karena bentuknya, tetapi nilai akan sejarah yang ada.
Rifan Financindo
Bentuk rumah masih banyak yang sederhana dan sangat tua.
Namun siapa sangka, rumah tua di pedesaan ternyata memiliki harga jual yang sangat tinggi hingga mengalahkan rumah di perkotaan.
Hal inilah yang terjadi ketika seorang pria kaya membeli sebuah rumah tua yang bentuknya saja akan roboh.
Dilansir dari perfecto.guru, rumah tua yang sudah usang dihuni oleh seorang pemilik rumah hidup dalam ekonomi yang sulit.
Kondisinya mereka hampir tidak memiliki apa-apa selain rumah ini.
Namun, dalam waktu malam, harga rumahnya melambung sangat amat tinggi, dihargai sekitar 1.564.640.000.000 (satu setengah triliun lebih).
Pemilik rumah tua ini bermarga Yang, Yang sangat miskin.
Putranya yang sekarang sudah berumur 28 tahun tidak memiliki istri karena saking miskinnya.
Yang melewati hari-hari tuanya di rumah tua ini, sampai akhirnya desa ini hendak dibongkar dan direlokasi.
Ia baru tahu bahwa rumahnya memiliki sejarah dari 400 tahun yang lalu.
Bahkan rumah ini dibangun dengan menggunakan kayu emas.
Bangunan dengan kayu emas ini hanyalah sisa satu-satunya di Tiongkok.
Kayu emas adalah salah satu jenis kayu yang sangat mahal, bahkan kata parah ahli.
Permintaannya sangatlah besar.
Bangunan yang dibangun dengan kayu emas murni sekarang sudah tidak lagi ditemukan.
Karena rumah Yang ini hanya satu-satunya, maka harganya menjadi terlampau mahal.
Yang awalnya tidak pernah memperhatikan hal ini, hingga akhirnya ahli budaya datang dan melihat.
Mereka kaget bukan main.
Para ahli memperkirakan bahwa harga dari rumah ini adalah sekitar 1.564.640.000.000 (satu setengah triliun lebih).
Dalam satu malam, Yang langsung menjadi orang kaya.
Menurut orang-orang tua di daerah tersebut, rumah ini dibangun pada tahun 1852.
Pemilik rumah pertama juga bermarga Yang.
Demi mempertahankan kayu pada bangunan yang sudah berumur ratusan tahun ini.
mereka membuat atap kaca untuk menyelesaikan masalah penerangan di rumah tersebut.
Belajar dari kisah Yang, peninggalan zaman dahulu memang memiliki nilai tak terbatas.
Bukan karena bentuknya, tetapi nilai akan sejarah yang ada.
Rifan Financindo
Komentar
Posting Komentar