Ini Alasan Mandiri Tambah Direktur Komersial Banking
Jakarta Rifanfinancindo || Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Mandiri (JK:BMRI) memutuskan untuk mengangkat Riduan sebagai Direktur Commercial Banking. Sebelumnya, Riduan merupakan Senior Executive Vice President Middle Corporate Bank Mandiri.
Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo, mengatakan alasan perseroan menambah satu direktur baru karena Bank Mandiri menilai segmen kredit komersial (menengah korporasi) merupakan segmen yang cukup penting untuk bertumbuh, setelah adanya restrukturisasi kredit.
"Segmen yang cukup penting komersial banking jadi diharapkan ada direktoratnya sehingga bertumbuh. Korporasi kita dominan tapi kita juga ingin segmen komersial ini juga dominan," ujarnya saat konferensi pers di Jakarta, Senin (7/1/2019).
Dia berharap melalui direktorat baru ini, kredit segmen komersial dapat tumbuh lebih sehat lagi yang ditunjukkan dengan terjaganya rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL).
Hingga kuartal III-2018, NPL perseroan berada di angka 3,1%. Adapun NPL Bank Mandiri pada kuartal III 2018 mayoritas disumbang oleh sektor korporasi menengah atau komersial sebesar 10,86%. Dua sektor lain penyumbang NPL terbesar adalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) 2,96% dan sektor konsumer 2,36%.
"Kemudian NPL (segmen komersial) juga dapat terjaga," ucapnya.
Tiko, sapaan akrab Kartika mengatakan, hingga saat ini kredit segmen komersial atau korporasi menengah sebesar Rp130 triliun. Adapun sebelum ada direktorat ini segmen komersial banking masuk dalam segmen korporasi besar.
Rifanfinancindo || "Kita sepakat untuk mmbelah segmen korporat dan komersial. Segmen komersial perusahaan menengah yang belum listed di bursa, perusahaan lokal. Kita harap engine di komersial bisa tumbuh lebih sehat lagi," tukasnya.
Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo, mengatakan alasan perseroan menambah satu direktur baru karena Bank Mandiri menilai segmen kredit komersial (menengah korporasi) merupakan segmen yang cukup penting untuk bertumbuh, setelah adanya restrukturisasi kredit.
"Segmen yang cukup penting komersial banking jadi diharapkan ada direktoratnya sehingga bertumbuh. Korporasi kita dominan tapi kita juga ingin segmen komersial ini juga dominan," ujarnya saat konferensi pers di Jakarta, Senin (7/1/2019).
Dia berharap melalui direktorat baru ini, kredit segmen komersial dapat tumbuh lebih sehat lagi yang ditunjukkan dengan terjaganya rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL).
Hingga kuartal III-2018, NPL perseroan berada di angka 3,1%. Adapun NPL Bank Mandiri pada kuartal III 2018 mayoritas disumbang oleh sektor korporasi menengah atau komersial sebesar 10,86%. Dua sektor lain penyumbang NPL terbesar adalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) 2,96% dan sektor konsumer 2,36%.
"Kemudian NPL (segmen komersial) juga dapat terjaga," ucapnya.
Tiko, sapaan akrab Kartika mengatakan, hingga saat ini kredit segmen komersial atau korporasi menengah sebesar Rp130 triliun. Adapun sebelum ada direktorat ini segmen komersial banking masuk dalam segmen korporasi besar.
Rifanfinancindo || "Kita sepakat untuk mmbelah segmen korporat dan komersial. Segmen komersial perusahaan menengah yang belum listed di bursa, perusahaan lokal. Kita harap engine di komersial bisa tumbuh lebih sehat lagi," tukasnya.
Baca juga :
Komentar
Posting Komentar