Dolar AS Perkasa Picu Harga Emas Melemah
New York - Rifan Financindo || Harga emas melemah ke level terendah selama hampir seminggu. Dolar AS menguat berkontribusi terhadap harga logam yang merosot.
Akan tetapi, reli pada obligasi pemerintah di seluruh dunia menunjukkan peningkatan selera terhadap aset yang dianggap safe haven dan ketidakpastian seputar perkembangan Brexit serta negosiasi perdagangan AS-China membantu membatasi penurunan harga emas.
Harga emas untuk pengiriman April susut USD 4,6 atau 0,4 persen ke posisi USD 1.310,40 per ounce. Harga emas itu terendah sejak 21 Maret.
Harga emas untuk pengiriman Juni yang merupakan kontrak paling aktif juga turun USD 4,5 atau 0,3 persen menjadi USD 1.316,90 per ounce. Harga emas untuk dua kontrak tersebut sedikit lebih rendah pada pekan ini.
Pergerakan harga emas juga dipengaruhi imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun. Imbal hasil obligasi berada di posisi terendah sejak 2017 di kisaan 2,38 persen. Sementara itu, indeks dolar AS naik tipis 0,2 persen menjadi 96,87.
"Akan terlihat dolar AS mampu menguat ke posisi lebih tinggi jelang rilis data ekonomi AS yang dijadwalkan mundur," tulis Analis Zaner Metals, dalam catatannya seperti dikutip dari Marketwatch, Kamis (28/3/2019).
Di Inggris, setelah House of Commons mengambil alih kendali atas proses Brexit, berbagai alternatif dilakukan mulai dari referendum kedua hingga serikat pabean. Suara tidak mengikat digunakan untuk mengukur opsi apa yang paling banyak didukung.
Pada langkah terakhir, Perdana Menteri Inggris Theresa May menuturkan kepada beberapa anggota partai Konservatif kalau ia akan mundur sebagai perdana menteri jika rencana Brexitnya disetujui.
Ketakutan akan Brexit yang tidak tertata dan keluarnya Inggris dari Uni Eropa telah memicu pembelian emas.
Di sisi lain, Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengatakan, bank sentral dapat menunda menaikkan suku bunga bahkan lebih lama dari yang diperkirakan saat ini. Ini terjadi jika ekonomi zona euro menunjukkan tanda-tanda pelemahan lebih jauh.
Negosiasi perdagangan AS-China yang sedang berlangsung di Beijing juga diawasi ketat untuk kemungkinan resolusi yang muncul dalam beberapa minggu mendatang.
Ini dengan fakta memiliki potensi untuk meningkatkan minat dengan ambil risiko di saham sehingga hambat pembelian emas.
Dari data ekonomi, defisit perdagangan AS turun 1,46 persen pada Januari. Ini didorong kenaikan ekspor dan penurunan impor. AS mengekspor barang-barang senilai USD 7,1 miliar ke China pada Januari, dan masuk level terendah sejak September 2010.
Rifan Financindo || Untuk harga logam lainnya, harga platinum pada April turun 0,4 persen menjadi USD 856,50 per ounce. Sementara itu, palladium susut 6,23 persen menjadi USD 1.421,50 per ounce.
Baca juga :
Komentar
Posting Komentar