ECB Tambah Tekanan Fed, Emas Terus Naik meski Dilanda Profit Taking

Rifanfinancindo || Buyer emas mendapatkan kesempatan yang mereka inginkan setelah penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Eropa (ECB) dan ECB berjanji bakal menerapkan pelonggaran kuantitatif Kamis (12/09) kemarin.


Hal tersebut memicu logam kuning mencapai tingkat tertinggi satu minggu di atas $1.500 untuk mengantisipasi tindakan dovish serupa dari Federal Reserve.

Emas berjangka AS untuk penyerahan Desember melonjak hampir $30 per ons pada sesi tertinggi sebelum memangkas kenaikan tersebut akibat aksi profit taking (ambil untung, red) dan naik sebanyak $4,20, atau 0,3% pada $1,507,40 berdasar data divisi Comex di New York Mercantile Exchange (NYMEX). Sesi tertinggi adalah level $1.531,95, puncak tanggal 6 Juli. Pada hari Selasa, emas kontrak Desember mencapai tingkat terendah hampir satu bulan di $1.494,45.

Emas spot, yang mencerminkan perdagangan bullion, kembali di bawah $1.500 setelah melampaui resistance sebelumnya. Pada pukul 01.35 WIB, emas diperdagangkan sebanyak $2,21, atau 0,2%, pada $1,499,04. Sesi tertinggi Kamis adalah $1.524,28 terhadap level terendah 13 Agustus di $1.486,59 yang dicapai Selasa silam.

ECB memangkas suku bunga deposit ke tingkat rekor terendah -0,5% dan juga berjanji bahwa suku bunga akan tetap rendah untuk waktu yang lebih lama. ECB mengatakan bakal memulai kembali pembelian obligasi pada tingkat 20 miliar euro sebulan mulai dari 1 November. Tindakan ECB tersebut terlihat memberikan tekanan pada The Fed, yang akan mengadakan pertemuan kebijakan berikutnya tanggal 17-18 September, untuk menanggapi dengan langkah-langkah dovish dari kondisi perekonomian AS.

"Gagasan pelonggaran kuantitatif (QE) tak terhingga, sampai inflasi 'bergabung' menjadi 2%, merupakan kecenderungan pandangan dovish dari ECB dan akan terus melihat suku bunga beranjak lebih rendah di tengah pencapaian hasil, dan akhirnya ini bakal mendukung emas," grup pialang dari Kanada TD Securities menyampaikan dalam catatan.

"Dengan ECB menetapkan nada dovish, dan (Presiden Donald) Trump melanjutkan imbauan suku bunga yang lebih rendah di twitter, pasar kemungkinan akan mengharapkan kebijakan yang dovish lagi dari The Fed hingga minggu depan," tambahnya.

Trump, yang telah mengkritik Ketua Fed Jerome Powell selama berbulan-bulan hingga sekarang karena tidak memotong suku bunga lebih agresif, menulis di tweet pada hari Rabu bahwa "pucuk pimpinan" bank sentral AS harus memangkas suku bunga menjadi "NOL, atau di bawah itu".

Trader kini mengharapkan Fed untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada minggu depan, hampir sama dengan pemotongan di bulan Juli. Perangkat Pemantau Tingkat Suku Bunga Fed Investing.com menetapkan peluang 90% untuk tindakan Fed tersebut pada hari Kamis.

TD Securities mengatakan tatkala bank sentral AS mungkin memberikan kekecewaan kepada buyer logam mulia yang menginginkan penurunan suku bunga yang lebih besar, masih ada angin segar yang cukup baik bagi pergerakan emas untuk saat ini.

Rifanfinancindo || "Kelemahan ekonomi yang mendasari, kecenderungan bank sentral yang berpandangan dovish, dan pelemahan aset safe haven lain ketika imbal hasil obligasi negatif terus membayangi, ini masih menunjukkan jalur resistensi setidaknya untuk emas dan aset serupa melaju lebih tinggi," tutupnya. 

Baca juga :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contact Us

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Koalisi Pejalan Kaki Dikecam PKL Saat Gelar Aksi di Tanah Abang