Minyak Naik Setelah Ketua The Fed Nyatakan Ekonomi AS Tumbuh

PT Rifan Financindo || Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell saat berpidato di Swiss berjanji mendukung ekspansi ekonomi AS dan hal ini telah membantu naiknya harga minyak ke level tertinggi sejak Juli.

Kenaikan terjadi karena tumpukan cadangan AS menurun dan perundingan dagang AS-Cina berpeluang untuk dilanjutkan pada bulan Oktober, serta turunnya permintaan minyak di tengah tanda-tanda beberapa negara anggota OPEC memproduksi terlalu banyak.

Namun pernyataan Powell hari Jumat di Zurich bahwa dirinya melihat sedikit peluang resesi dalam waktu dekat membantu mendorong harga saham lebih tinggi dan juga menyebar ke pasar minyak.

Minyak mentah West Texas Intermediate yang diperdagangkan di New York, yang jadi patokan AS, naik 22 sen, atau 0,4%, menjadi $ 56,52 per barel. Untuk minggu ini, naik 2,6%, kenaikan mingguan terbesar sejak Juli.

Minyak mentah Brent yang diperdagangkan di London, yang jadi patokan internasional, naik di atas level $ 60, naik 52 sen, atau 0,9%, menjadi $ 61,47.

Bloomberg melaporkan sebelumnya analis di Commerzbank (DE: DE:CBKG) (0 | CBKG}}) telah memangkas perkiraan minyak mentah Brent sebesar $ 5 per barel menjadi rata-rata $ 60 hingga akhir tahun 2020, sementara UBS mengatakan prospek permintaan yang memburuk akan mendorongnya turun ke level $ 55.

Pada hari Kamis, berita penurunan mingguan kedua berturut-turut stok minyak mentah AS dan dijadwalkan dilanjutkannya pembicaraan perdagangan AS-Cina pada Oktober mendorong Brent naik lebih dari 2%, melanjutkan lonjakan 4% hari sebelumnya.

Penurunan pada Jumat pagi terjadi ketika pasar menyadari turunnya permintaan karena sudah masuk periode antara akhir musim panas dan pertengahan musim dingin ketika kebutuhan bahan bakar rendah.

Harga minyak mentah juga turun karena sejumlah perkiraan dan semuanya merujuk kepada produsen OPEC yang meningkatkan output keseluruhan pada bulan Agustus, meskipun ada tanda-tanda permintaan global juga turun.
PT Rifan Financindo || 
Salah satu negara anggota OPEC dengan produksi berlebih adalah Irak, yang memompa rata-rata 4,88 juta barel per hari pada Agustus, jauh di atas batas yang disepakati. 

Baca juga :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contact Us

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Koalisi Pejalan Kaki Dikecam PKL Saat Gelar Aksi di Tanah Abang