Analis: Kompetisi sengit dari harga emas saat ini adalah saham
NEW YORK. Rifan Financindo || Harga emas bergerak stabil pada transaksi perdagangan tadi malam di New York. Data yang dihimpun Reuters menunjukkan, pada pukul 01.32 p.m waktu New York, harga emas di pasar spot tak banyak mengalami perubahan di posisi US$ 1.476,23 per troy ounce. Sedangkan harga kontrak emas berjangkantak banyak bergerak di posisi US$ 1.480,60 per troy ounce.
Emas tak banyak berubah setelah data manufaktur AS yang meningkat mendongkrak pengambilan risiko oleh investor dan mengimbangi sentimen berupa keraguan atas kesepakatan dagang AS dengan China.
Melansir Reuters, bank sentral AS mengatakan, data produksi manufaktur AS mengalami rebound melampaui ekspektasi pada November. Kondisi ini menyebabkan Wall Street bergerak mendekati level rekor.
"Kompetisi sengit untuk emas saat ini datang dari saham.... namun dengan adanya bahaya di sana dengan melihat cara bank sentral bertindak; emas merefleksikan hal itu. Kita menciptakan lingkungan di mana kita menginginkan bank sentral menggerakkan perekonomian ke depan," jelas Rob Lutts, chief investment officer Cabot Wealth Management.
Di sisi lain, meski AS dan China sudah mengklaim mencapai kata sepakat pada pekan lalu, namun masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Pejabat AS sudah menekankan kesepakatan tersebut. Namun, pejabat China masih tampak berhati-hati dengan menekankan perselisihan belum sepenuhnya diselesaikan.
"Dari kacamata teknikal, emas masih bullish... defisit neraca perdagangan dan suku bunga acuan negatif di seluruh dunia memberikan sentimen positif bagi emas," jelas Michael Matousek, head trader US Global Investor.
Rifan Financindo || Belum lagi sentimen Brexit di Inggris. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, yang baru saja memenangkan pemilu, akan kembali menempatkan hard Brexit ke meja diskusi. Dia mengatakan akan memperpanjang masa periode transisi.
Emas tak banyak berubah setelah data manufaktur AS yang meningkat mendongkrak pengambilan risiko oleh investor dan mengimbangi sentimen berupa keraguan atas kesepakatan dagang AS dengan China.
Melansir Reuters, bank sentral AS mengatakan, data produksi manufaktur AS mengalami rebound melampaui ekspektasi pada November. Kondisi ini menyebabkan Wall Street bergerak mendekati level rekor.
"Kompetisi sengit untuk emas saat ini datang dari saham.... namun dengan adanya bahaya di sana dengan melihat cara bank sentral bertindak; emas merefleksikan hal itu. Kita menciptakan lingkungan di mana kita menginginkan bank sentral menggerakkan perekonomian ke depan," jelas Rob Lutts, chief investment officer Cabot Wealth Management.
Di sisi lain, meski AS dan China sudah mengklaim mencapai kata sepakat pada pekan lalu, namun masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Pejabat AS sudah menekankan kesepakatan tersebut. Namun, pejabat China masih tampak berhati-hati dengan menekankan perselisihan belum sepenuhnya diselesaikan.
"Dari kacamata teknikal, emas masih bullish... defisit neraca perdagangan dan suku bunga acuan negatif di seluruh dunia memberikan sentimen positif bagi emas," jelas Michael Matousek, head trader US Global Investor.
Rifan Financindo || Belum lagi sentimen Brexit di Inggris. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, yang baru saja memenangkan pemilu, akan kembali menempatkan hard Brexit ke meja diskusi. Dia mengatakan akan memperpanjang masa periode transisi.
Baca juga :
Komentar
Posting Komentar