Emas Terus Menguat sepanjang 2019, Berpotensi ke $1.600 pada 2020
PT Rifan Financindo || Keberhasilan emas untuk terus menguat pada tahun 2019 ini - dibantu oleh perseteruan perang dagang, pelonggaran kebijakan moneter negara ekonomi besar dan pembelian berkelanjutan emas oleh bank sentral - mungkin akan memasuki dekade baru.
Menjelang tahun 2020, BlackRock Inc (NYSE:BLK), manajer uang terbesar di dunia, tetap berpandangan konstruktif pada emas fisik sebagai lindung nilai, sementara Goldman Sachs Group Inc (NYSE:GS) dan UBS Group AG melihat harga emas akan naik ke $1.600 per ons - level yang terakhir terlihat pada tahun 2013 menurut laporan yang dilansir Bloomberg Selasa (10/12) petang.
Emas fisik (bullion, red) menuju pergerakan positif tahunan terbesar sejak 2010 lantaran menjalani tahun yang didominasi oleh perubahan perang perdagangan dan tiga pemotongan suku bunga Federal Reserve sehingga mendorong maju safe haven ini. Namun di saat bursa saham global yang terus menguat dan pasar tenaga kerja AS terbukti cukup tangguh, prospek emas masih belum jelas karena ketidakpastian yang menyeruak tentang apa yang akan dilakukan bank sentral dunia pada tahun 2020.
"Pertumbuhan ekonomi dan inflasi tetap moderat dan bank sentral terus condong ke arah kebijakan akomodatif," ujar Russ Koesterich, manajer portofolio $24 miliar di BlackRock Global Allocation Fund. “Dalam lingkungan ini, setiap guncangan terhadap ekuitas cenderung berasal dari kekhawatiran terhadap pertumbuhan dan, atau geopolitik. Dalam kedua skenario tersebut, emas cenderung membuktikan sebagai aset lindung nilai yang efektif."
PT Rifan Financindo || Emas spot - terakhir diperdagangkan pada sekitar $1.461 per ons - naik sebesar 14% tahun ini, berada dalam jalur untuk kenaikan tahunan ketiga selama empat tahun terakhir, dengan satu-satunya langkah mundur terjadi pada tahun 2018 dengan mengalami penurunan sebesar 1,6%. Pada bulan September, logam ini mencapai level tertinggi 2013 di $1.557,11.
Baca juga :
Komentar
Posting Komentar