Intervensi Bank Sentral China Bikin Kilau Emas Meredup
JAKARTA - Rifanfinancindo || Harga emas melemah pada perdagangan Senin, setelah naik hampir dua minggu. Intervensi kebijakan moneter Bank Sentral China membatasi dampak ekonomi akibat virus corona yang meyakinkan investor untuk kembali ke aset-aset yang berisiko tinggi.Harga emas di pasar spot turun 0,2% menjadi USD1,581.33 per ounce. Sedangkan emas berjangka Amerika Serikat (AS) turun 0,1% menjadi USD1.584,40.
"Sementara optimisme di pasar saham agak jelas bahwa wabah ini mungkin sementara dan titik pivot sudah dekat. Namun para investor emas belum mau bergabung dengan sepenuh hati dalam permainan ekuitas," kata Analis Pasar FXTM Han Tan, dilansir dari Reuters, Selasa (18/2/2020).China memangkas suku bunga pinjaman untuk jangka menengah dalam upaya menangkal pelemahan ekonomi dari epidemi.
Selain itu, Bank Sentral China pada awal Februari mengumumkan suntikan likuiditas 1,2 triliun yuan atau setara USD174 miliar ke pasar.Hal itu pun membuat dolar menguat mendekati level tertinggi dalam empat bulan terakhir. Hal tersebut pun membuat emas relatif mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
"Mengingat bahwa harga emas tetap naik di atas USD1.550 dan bahwa mata uang Asia tetap lebih lemah terhadap dolar AS. Itu menunjukkan bahwa masih ada cukup banyak kekhawatiran di kalangan investor tentang potensi kejatuhan ekonomi global dari wabah ini," Kata Tan.Sebagai informasi, wabah virus telah merenggut 1.770 nyawa dan telah mengancam pertumbuhan ekonomi di ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Rifanfinancindo ||
"Sementara optimisme di pasar saham agak jelas bahwa wabah ini mungkin sementara dan titik pivot sudah dekat. Namun para investor emas belum mau bergabung dengan sepenuh hati dalam permainan ekuitas," kata Analis Pasar FXTM Han Tan, dilansir dari Reuters, Selasa (18/2/2020).China memangkas suku bunga pinjaman untuk jangka menengah dalam upaya menangkal pelemahan ekonomi dari epidemi.
Selain itu, Bank Sentral China pada awal Februari mengumumkan suntikan likuiditas 1,2 triliun yuan atau setara USD174 miliar ke pasar.Hal itu pun membuat dolar menguat mendekati level tertinggi dalam empat bulan terakhir. Hal tersebut pun membuat emas relatif mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
"Mengingat bahwa harga emas tetap naik di atas USD1.550 dan bahwa mata uang Asia tetap lebih lemah terhadap dolar AS. Itu menunjukkan bahwa masih ada cukup banyak kekhawatiran di kalangan investor tentang potensi kejatuhan ekonomi global dari wabah ini," Kata Tan.Sebagai informasi, wabah virus telah merenggut 1.770 nyawa dan telah mengancam pertumbuhan ekonomi di ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Rifanfinancindo ||
Komentar
Posting Komentar