Astaga! Harga Emas Antam 25 Juni 2020 Malah Jeblok Rp 9.000
Jakarta, PT Rifan Financindo || - Harga emas logam mulia acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) hari Kamis ini (25/6/2020) turun 1,05% atau sebesar Rp 9.000 menjadi Rp 849.120/gram dari perdagangan Rabu kemarin di level Rp 858.120/gram.
Sebelumnya pada perdagangan Rabu kemarin, harga emas Antam naik 0,94% atau Rp 8.000 dari posisi harga Selasa yakni Rp 850.120/gram.
Berdasarkan pencatatan data harga Logam Mulia di gerai Jakarta Gedung Antam di situs logammulia milik Antam hari ini, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram turun 1,05% berada di Rp 84,912 juta dari harga kemarin Rp 85,812 juta per batang.
Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.
Adapun khusus harga 1 gram emas Antam hari Kamis ini (25/6/2020) turun Rp 9.000 menjadi Rp 907.000/gram setelah naik Rp 8.000 ke Rp 916.000/gram pada hari Rabu kemarin.
Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam hari ini juga turun 1,11% atau Rp 9.000 ditetapkan pada Rp 800.000/gram, dari posisi kemarin Rp 809.000/gram. Harga itu menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.
Penurunan harga emas Antam seiring dengan turunnya harga emas dunia di pasar spot pada penutupan perdagangan hari Rabu kemarin (Kamis pagi waktu Indonesia) yang turun sebesar US$ 5,08 atau 0,29% ke level US$ 1.761,43/troy ons setelah naik US$ 12,05 atau 0,69% pada US$ 1.766,51/troy ons dari penutupan perdagangan sebelumnya, melansir dari Refinitiv.
Kendati ditutup koreksi, namun harga emas dunia sempat menyentuh harga tertinggi intraday baru sejak 7,5 tahun di level US$ 1.779/troy ons.
Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman bulan Agustus turun US$ 6,90 atau 0,4% ke level US$ 1.775,10/troy ons, setelah naik US$ 15,60 atau 0,8% pada US$ 1.782/troy ons sebelumnya, melansir dari RTTNews.
Koreksi harga emas seiring dengan penurunan aset lainnya yang juga dilepas investor di tengah penguatan dolar AS atau greenback setelah kasus terinfeksi virus corona melonjak kembali.
"Orang-orang hanya menuju uang tunai. Mereka mengurangi investasi dalam portofolio mereka, "kata Michael Matousek, kepala pedagang di Global Investors AS, merespons kenaikan infeksi Covid-19, melansir CNBC International.
Meskipun sedikit terkoreksi, harga emas telah naik lebih dari 16% tahun ini, didukung oleh langkah-langkah stimulus dan penurunan suku bunga oleh bank sentral. Logam emas yang merupakan aset tidak menghasilkan (non-yielding) dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.
"Ekspektasi inflasi jangka panjang masih lemah dan memiliki ruang besar untuk naik," kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities.
"Ketika Anda memiliki suku bunga rendah dan kenaikan inflasi, itu berarti suku bunga riil mengalami tekanan dan itulah faktor yang mendorong harga emas lebih tinggi."
Di sisi lain, kabar terbaru dari Dana Moneter Internasional (IMF) juga bisa menjadi tekanan di pasar saham dan keuangan tapi berpotensi mengerek harga emas. IMF memangkas perkiraan ekonominya pada Rabu (24/6/2020). Bahkan outlook dengan judul A Crisis Like No Other, An Uncertain Recovery ini membuat ramalan yang makin buruk soal ekonomi global.
Ekonomi dunia diproyeksi akan -4,9%. Angka ini lebih rendah 1,9 poin persentase dibanding outlook IMF pada April 2020, yakni -3%.
"Pandemi Covid-19 memiliki dampak yang negatif pada paruh pertama 2020 daripada yang diperkirakan," tulis lembaga itu, dikutip CNBC Indonesia, Kamis (25/6/2020).
PT Rifan Financindo || Ekonomi negara berkembang secara general akan minus 3%, dan akan positif kembali 5,9% di 2021. Di mana China di 2020, tetap tumbuh 1%. Namun kawasan Asia lain mencatat kontraksi, seperti India -4,5% dan ASEAN-5 -2%. Khusus di RI, ekonomi di 2020 -0,3%.
Komentar
Posting Komentar