Harga emas naik tipis, perak melonjak hampir 6% akibat perburuan investor ritel


 JAKARTA. PT Rifan Financindo || Harga emas menguat tipis pada awal perdagangan pekan ini. Senin (1/2) pukul 6.38 WIB, harga emas spot berada di US$ 1.858,27 per ons troi.Harga emas tersebut menguat 0,57% ketimbang harga penutupan perdagangan pekan lalu pada US$ 1.847,5 per ons troi. Penguatan harga emas ini terjadi setelah logam mulia mencatat kinerja bulanan terburuk pada Januari lalu.

Dalam sebulan pertama 2021, harga emas melemah 2,67% dari US$ 1.898,36 di akhir tahun 2020. Ini adalah kinerja terburuk harga emas bulan Januari sejak 2011.Pelemahan emas terjadi karena penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) dan fokus investor pada aset yang diuntungkan oleh pemulihan ekonomi. Tapi harga emas mulai menanjak lagi di awal Februari.

"Lockdown yang diperpanjan dan makin ketat tidak akan berdampak positif bagi ekonomi," kata Carsten Brzeski, global head of macro ING Groep kepada Bloomberg. Dia menambahkan bahwa permintaan China akan turun jika terjadi lockdown lagi.Sementara harga perak juga masih melesat pada hari ini. Harga perak spot berada di US$ 28,55 per ons troi, melonjak 5,81% dalam sehari setelah pekan lalu menguat 5,86%.

Lonjakan harga perak terjadi karena situs retail kebanjiran permintaan perak batang dan koin pada Minggu. Outlet seperti Apmex yang merupakan toko produk logam mulia di Amerika utara mengatakan tidak dapat memproses order hingga pasar Asia buka karena lonjakan permintaan yang tinggi.Lonjakan harga perak ini dipicu pesan yang beredar di Reddit pada Kamis pagi mendorong investor ritel masuk ke pasar perak, saham-saham berbasis perak dan ETF dengan aset perak batangan.

PT Rifan Financindo || 
Analis menilai bahwa reli harga perak akan berumur pendek. Pasar perak yang lebih besar menyebabkan pengaruh aksi beli ritel ini tidak sesignifikan efek serupa pada saham GameStop. "Kami yakin bahwa pengaruh investor ritel ke pasar perak tidak akan bertahan lama. Permintaan industri dan institusi akan menjadi kunci untuk kenaikan jangka panjang," kata Eugen Weinberg, analis Commerzbank dalam catatan yang dikutip Reuters.  




Komentar

Postingan populer dari blog ini

16 Tahun Serangan “9/11”: WTC Runtuh Bukan karena Tabrakan Pesawat?

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Contact Us