Harga Emas Menguat di Tengah Kejatuhan Dolar
Akhir pekan lalu Jumat (7/5/2021), emas berjangka melonjak USD15,6 atau 0,86% menjadi USD1.831,30, setelah melambung USD31,4 atau 1,76% menjadi USD1.815,70 pada Kamis (6/5/2021), dan terkerek USD8,3 atau 0,47 persen menjadi USD1.784,30 pada Rabu (5/5/2021)."Jumlah pekerjaan AS yang mengecewakan akhirnya memicu putaran short-covering algoritmik," kata Ahli Strategi Komoditas TD Securities, Daniel Ghali.
Juga mendukung logam mulia adalah kembalinya discretionary capital yang mengalir ke emas bersama dengan permintaan fisik yang kuat dari China dan India bulan lalu sebelum penguncian di India, tambah Ghali. Data penggajian (payrolls) non-pertanian AS pada Jumat (7/5/2021) menunjukkan pertumbuhan pekerjaan secara tak terduga melambat pada April, mendorong dolar ke level terendah dalam lebih dari dua bulan, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya mencapai level terendah 2,5 bulan semalam.Angka pekerjaan yang lebih rendah dari perkiraan mengganggu harapan investor akan pemulihan yang menderu di ekonomi terbesar dunia dan bahwa Federal Reserve (Fed) AS mungkin akan memperketat kebijakan lebih awal dari yang diperkirakan.
Bank sentral AS telah berjanji untuk mempertahankan suku bunga rendah sampai inflasi dan lapangan kerja meningkat. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil."Apa yang hilang dari kenaikan harga baru-baru ini dan akan dibutuhkan untuk menghidupkan kembali reli adalah partisipasi para pencari aset aman (safe-haven)," kata Analis Carsten Menke, Julius Baer, dalam sebuah catatan.
|| Rifan Financindo || Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 1,5 sen atau 0,05%, menjadi ditutup pada USD27,492 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik USD11 atau 0,88% menjadi ditutup pada USD1.265,50 per ounce.
Komentar
Posting Komentar