Postingan

Dolar AS Turun Meski Data Ekonomi Positif

Gambar
NEW YORK -  PT RFBRifancinancindo - Kurs dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama pada Selasa (Rabu pagi WIB), meskipun data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat positif. Produk domestik bruto (PDB) meningkat pada tingkat tahunan sebesar 3,2% di kuartal ketiga 2016, menurut perkiraan "kedua" yang dirilis oleh Departemen Perdagangan, Selasa. Pada kuartal kedua, PDB riil meningkat sebesar 1,4%. Perkiraan terbaru tersebut sedikit lebih tinggi dari konsensus pasar untuk kenaikan 3,1%. Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,3% menjadi 101,62 setelah data PDB dirilis di sesi pagi. Kemudian, turun menjadi menetap di 100,970 pada akhir perdagangan Selasa. Analis mengatakan bahwa penurunan dolar adalah karena aksi ambil untung investor, setelah kenaikan baru-baru ini dan bahwa greenback masih di jalur untuk keuntungan terkuat dalam dua bulan sejak awal 2015. Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi USD1,0642 dari USD1,05

Aksi Ambil Untung Tekan Wall Street Pagi Ini

Gambar
NEW YORK, PT.Rifan Financindo - Bursa saham di Amerika Serikat (AS) turun di pagi ini, Selasa (29/11/2016) dan mencatatkan performa terburuk dalam kurun waktu hampir sebulan. Pemberatnya, yakni aksi ambil untung di sektor keuangan dan sektor consumer discretionary. Tiga indeks utama di AS, sebelumnya selalu ditutup menguat dalam tiga minggu berturut-turut sejak 8 November 2016 atau pasca-kemenangan Donald Trump dalam Pilpres di AS. Indeks S&P 500 bahkan mencapai rekor kenaikan ke-7 pasca-pilpres. Saham-saham di AS mengalami kenaikan sejak Donald Trump yang terpilih menjadi presiden AS ke-45. Bahkan pada 8 November 2016, bursa AS di Wall Street naik 3 persen. Hal ini seiring ekspektasi investor yang tinggi pada program Trump untuk mendorong infrastruktur, memangkas pajak korporasi dan mengurangi regulasi untuk menguntungkan perekonomian AS. Dua sektor yang mengalami kenaikan tertinggi yakni sektor keuangan S&P (SPSY) dan sektor consumer discretionary (SPLRCD). S

Terkoreksi, saatnya koleksi saham bank

Gambar
JAKARTA -- Rifan Financindo Berjangka --  Sektor perbankan mendominasi pemberat atau laggard Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang November 2016. Akibatnya, indeks menyusut 5,4% ke level 5.122. Di awal November, IHSG masih bertengger di level 5.399. Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) selama bulan ini merosot 10% ke level Rp 10.925 per saham. Sehingga, saham bank ini mengurangi level IHSG sebanyak 28,8 poin. Penurunan harga terbesar terjadi pada saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), yakni mencapai 11% menuju Rp 10.150 per saham. Level IHSG pun tergerus 28,4 poin karena saham ini. Sementara, harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sepanjang November turun 6% ke Rp 14.525 per saham. Akibatnya, level indeks saham berkurang sebanyak 22,6 poin. "Pemicunya, karena saham-saham tersebut sudah priced in," ungkap Analis Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo kepada KONTAN, Ahad (27/11). Investor memburu saham itu lantaran prospek fundamentalnya. Memang, ketiga s

Tekanan Masih Membayangi IHSG di Akhir Pekan

Gambar
JAKARTA, Rifan Financindo Berjangka - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini Jumat (25/11/2016) diperkirakan masih akan mengalami tekanan dalam rentang pergerakan 5.065-5.175. Pada perdagangan Kamis (24/11/2016) IHSG kembali tergerus 104,27 poin (dua persen) di level 5107,62 dengan volume yang cukup tinggi. Analis Reliance Securities, Lanjar Nafi mengatakan penyebabnya antara lain kurs rupiah yang melemah 0,5 persen terhadap dollar AS dan kekhawatiraan percepatan kenaikan suku bunga di Amerika Serikat (AS). "Seluruh sektor mengalami pelemahan dipimpin sektor aneka industri. Sedangkan, sektor pertanian menguat 1,12 persen, indikasi aksi swing investor domestik pada emiten pertanian," tulis Lanjar melalui keterangan pers, Jumat. Dia mengatakan, harga minyak dunia yang naik 2 persen dan kesepakatan Irak memangkas produksinya, tidak mampu membendung aksi jual investor asing. Pada perdagangan Kamis, asing kembali mencatatkan net sell sebesar

BBM Satu Harga, Pemerintah Siap Bangun 22 SPBU Pedalaman

Gambar
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka   -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan akan menambah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di 22 titik lokasi demi mendukung program BBM satu harga mulai tahun 2017, yang diutamakan di wilayah timur Indonesia. Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan, tadinya anggaran pembangunan SPBU itu akan dimasukkan ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017. Tetapi, PT Pertamina (Persero) mengatakan siap untuk membangun SPBU dengan anggaran Rp54 miliar tersebut. "Tentu saja yang membangun infrastruktur adalah yang ditugaskan untuk menyalurkan BBM penugasan," jelas Wiratmaja di Kementerian ESDM, Rabu (23/11). Ia melanjutkan, jumlah SPBU ini kemudian akan bertambah menjadi 45 lokasi di tahun 2018, 29 lokasi di tahun 2019, dan 20 lokasi tambahan di tahun 2020. Seluruh pembangunan Agen Premium Minyak dan Solar (APMS) ini dibayar menggunakan dana Pertamina. Sementara i

Harga Emas Naik Meski Dolar AS Menguat

Gambar
Rifan Financindo Berjangka -- CHICAGO - Harga emas berjangka di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih tinggi pada Selasa (22/11/2016) karena technical bounce berlanjut meskipun dolar AS dan ekuitas AS lebih kuat. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik US$1,4 atau 0,12% menjadi menetap di US$1.211,20 per ounce menurut warta kantor berita Xinhua. Emas melanjutkan technical bounce setelah mencapai tingkat rekor terendah, namun kenaikan ini terbatas karena indeks dolar AS naik 0,2% menjadi 101,08 pada pukul 17.15 GMT. Indeks dolar AS adalah ukuran greenback terhadap sekeranjang mata uang utama. Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor. Logam mulia berada di bawah tekanan lebih lanjut ketika Dow Jones Industrial Average AS bertambah 43,97 poin atau 0,23% pada pukul 17.15 GMT, mencapai di atas level 19.000 untuk pertama

Jelang Pertemuan OPEC, Harga Minyak Melonjak 4 Persen

Gambar
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka -- Harga minyak dunia melonjak hingga empat persen hari ini, Senin (21/11) waktu Amerika Serikat, yang didukung oleh keyakinan organisasi negara-negara pengekspor minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) sepakat untuk membatasi produksi. Harga Brent LCOc1 menyentuh US$48,90 PER barel atau naik 4,4 persen. Sementara itu, harga West Texas Intermediate (WTI) CLc1 melompat 4 persen ke angka US$47,49 per barel. Bahkan, harga Brent dan WTI sempat mencapai US$49 per barel dan US$47,80 per barel di tengah sesi perdagangan. Sebagai informasi, harga Brent telah menanjak 11 persen sejak Arab Saudi, pemimpin de facto OPEC, memulai pendekatan ke negara-negara yang menolak pemangkasan produksi. Seperti dilansir Reuters, negara-negara anggota OPEC setuju untuk menyunat produksi di dalam sebuah pakta yang rencananya ditandatangani tanggal 30 November 2016 mendatang di Wina, Austria. Beberapa hari terakhir, Iran dan anggota non-OPEC, seper